Suan Sunanda Rajabhat University-Thailand Kunjungi ISI Denpasar

Suan Sunanda Rajabhat University-Thailand Kunjungi ISI Denpasar

11Kiriman: Nyoman Dewi Pebryani,ST.,M.A. (Dosen PS. Desain Fashion)

Foto: I Made Rai Kariasa,S.Sos.

Denpasar- Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mendapat kunjungan dari Suan Sunandha Rajabhat Univerity-Thailand pada Kamis 6 Februari 2014, sejumlah 20 orang delegasi yang dipimpin langsung oleh Rektor dari kampus Suan Sunandha Rajabhat diterima oleh Rektor ISI Denpasar beserta jajarannya di Gedung Lila Sanggraha. Rektor ISI Denpasar yang didampingi oleh seluruh Pembantu Rektor menayangkan video profile ISI Denpasar sekaligus memberi penjelasan dan pengenalan mengenai ISI Denpasar. Beliau mengungkapkan bahwa jalinan kerjasama antara ISI Denpasar dengan Thailand telah berlangsung dari tahun ke tahun, ISI Denpasar telah mengirimkan mahasiswa ke Thailand setiap tahunnya dalam program pertukaran pelajar atau AIMS (Asean International Mobility Student).

Asst/Prof. Orathai Ratttananont selaku President atau Rektor mengungkapkan terimakasih atas sambutan yang diberikan oleh pihak ISI Denpasar dalam penerimaan delegasi, beliau juga mengungkapkan bahwa kunjungan yang ke sekian kalinya ini mampu mempererat jalinan kerjasama antara Suan Sunandha Rajabhat dengan ISI Denpasar, “Kami menantikan kunjungan balasan dari ISI Denpasar”, tambah Asst/Prof Orathai.

15Delegasi kemudian diarahkan untuk melakukan tour kampus ISI Denpasar, diawali dari Gedung Natya Mandala kemudian menuju Gedung Lata Mahosadi yang merupakan pusat dokumentasi ISI Denpasar, didalamnya terdapat koleksi beragam alat gamelan hingga tari-tarian. Dalam kesempatan ini, Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar.,M.Hum didampingi oleh PR IV, I Ketut Garwa, S.Sn.,M.Sn dan Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, I Wayan Suharta, S.SKar.,M.Si secara spontan menyajikan tata cara memainkan seperangkat gamelan dihadapan delegasi, sehingga delegasi merasa terhibur serta mendapat tambahan pengetahuan mengenai gamelan bali yang dijelaskan langsung oleh Dr.Arya Sugiartha.

Kunjungan dilanjutkan menuju lantai dua gedung Lata Mahosadi yang merupakan Perpustakaan ISI Denpasar, delegasi mengagumi perpustakaan ISI Denpasar yang baru selesai direnovasi, “Perpustakaan ini memiliki koleksi lengkap mengenai literatur seni dan budaya Bali dalam berbagai bahasa”, ungkap Assoc/Prof Sivapan Choo-in, salah satu delegasi. Seperti diketahui bersama bahwa ISI Denpasar selalu konsisten menjadi Center of Excellent (CoE) dalam ranah Seni dan Budaya Bali.

Tour kampus dilanjutkan dengan mengunjungi studio patung, studio lukis, dan studio fashion yang dimiliki oleh ISI Denpasar, kemudian delegasi berkumpul kembali di Gedung Lila Sanggraha dan melakukan penutupan sebelum delegasi kembali menuju hotel.

BALI SUMMER PROGRAM (International Studio for Art and Culture ISACFA)

BALI SUMMER PROGRAM (International Studio for Art and Culture ISACFA)

Chad Bensky (left) and Martin Nuguyen with Japanese Dance sensation Kaiji Moriyama

Chad Bensky (left) and Martin Nuguyen with Japanese Dance sensation Kaiji Moriyama

Sumber : The Jakarta Post, tersimpan di http://www.thejakartapost.com/bali-daily/2014-01-11/live-bone-kaiji-moriyama.html

In January 2014 ALVA ran the fourth ISACFA In-country Bali summer program in cooperation with Indonesian Seni Institute (ISI) Denpasar. 

The popular Category A ranked broadening unit offers students from across UWA the opportunity to study and experience Balinese Culture first hand at the ISI Denpasar Campus,  and in the village setting.

UWA (ISACFA) students study alongside ISI Denpasar counterparts, young Balinese siswa who assist them with their educational immersion into language and visual art classes which include painting, photography, drawing and graphic arts.

Along with the formal study program ISACFA student’s immersion into culture includes visits to the Museum Bali in Lapangan Puputan and the Kerta Gosa, the so called Sistine Chapel of Bali.  They reflect upon and study Kamasan painting in Klungkung and visit historic architectural sites such as Pura Panglipuran temple.  As a break from the rigor, students participate in an Ashram of Universal Culture to cleanse and purify their spirits.

ISI Denpasar is also a cultural hub for Bali. The winter program coincides with the Bali Arts Festival but in summer, there are always creative activities taking place on campus.

This year students were lucky enough to see Live Bone, a contemporary dance performance by Kaiji Moriyama supported by his team Kodue Hibing and Kohske Kawase.  The famous dancer wowed the audience with his fabulous interactive dance performance and costumes.  In a generous act of spontaneity he invited audience members onto the stage for informal photo sessions.   ISACFA students snapped up the opportunity to share in the afterglow with the superstar.

 

Program ISACFA Ditutup Dengan Pameran Internasional

Program ISACFA Ditutup Dengan Pameran Internasional

Pembukaan pameran ditandai pemotongan untaian bunga

Pembukaan pameran ditandai pemotongan untaian bunga

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS Tv dan Film ISI Denpasar).

Foto: Ketut Hery Budiyana, A.Md.

Denpasar- Penyelenggaraan program pertukaran seni budaya yang dikenal dengan International Studio for Arts and Culture FSRD-ALVA (ISACFA) selama 3 minggu berlangsung sukses. Acara yang berlangsung dari tanggal 6 Januari 2014 diakhiri dengan pameran internasional pada 24 Januari 2014 yang merupakan hasil karya mahasiswa dari University of Western Australia (UWA) selama belajar seni dan budaya di ISI Denpasar. Sebanyak 119 karya mahasiswa dipamerkan yang terdiri dari karya lukisan, fotografi, kramik dan video. Pameran berlangsung dari tanggal 24 Januari 2014 hingga 31 Januari 2014 bertempat di Gedung Pameran Kriya Hasta Mandala ISI Denpasar yang pembukaannya ditandai dengan penggutingan untaian bunga oleh Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn bersama Winthrop Professor Simon Anderson, Dekan Fakultas Arsitektur, Landscape, dan Visual Arts (Faculty of Architecture, Landscape, and Visual Arts) UWA.

Suasana Pameran ISACFA

Suasana Pameran ISACFA

Setelah membuka pameran acara dilanjutkan di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar guna mennyimak beberapa sambutan sekaligus menutup acara program ISACFA 2014. Dalam sambutannya Winthrop Professor Simon Anderson tidak dapat menyembunyikan rasa bangga atas kinerja para panitia dari ISI Denpasar. Perbedaan budaya tidak menjadi batasan bagi ISI Denpasar dan UWA, justru ini menjadi cambuk bagi kedua belah pihak untuk mengenal dan mempelajari budaya bangsa lain. Kedatangannya juga untuk melihat perkembangan dari program ISACFA yang sudah berjalan keempat kalinya serta menindaklanjuti kerjasama mengingat MoA (Memorandum of Agreement) akan berakhir bulan Juli ini dan MoU (Memorandum of Understanding) pada tahun depan. Prof. Simon menilai kegiatan ini sangat positif sehingga program kedepan perlu dirancang lebih baik lagi serta mempersiapkan program kegiatan lainnya untuk kemajuan kedua belah pihak.

Hal senada juga disampaikan Dekan FSRD ISI Denpasar, Dra. Ni Made Rinu, M.Si. Dalam sambutan singkatnya Ni Made Rinu menghaturkan terimaksih yang tak terhingga kepada semua pihak yang mendukung pelaksanaan program ini, khususnya panitia, sehingga program ini dapat berlangsung setiap tahun dan dicanangkan setahun dua kali, mengingat meningkatnya minat mahasiswa untuk mengikuti program ini.

Sementara PR IV ISI Denpasar I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn mewakili Rektor ISI Denpasar sangat menyambut positif kegiatan ini dan berharap kegiatan ini mampu memperluas jaringan persahabatan dengan pertukaran kebudayaan dari masing-masing negara. Kegiatan ini adalah implementasi dari MoU antara ISI Denpasar dan UWA. Kedepan akan ada banyak kegiatan lagi yang bisa diimplementasikan sebagai  tantangan untuk meningkatkan diri serta bersaing di kancah internasional.

Kesan dan pesan positif juga disampaikan oleh salah satu peserta program ISACFA Susan Mc Dougall. Sementara raut bangga pun tak dapat disembunyikan olehnya koordinator ISACFA dari UWA, Prof. Paul Trinidad saat melihat hasil karya mahasiswa dalam pameran dan penampilan mahasiswa UWA saat menyanyikan lagu berbahasa Indonesia sebagai implementasi dari kelas bahasa Indonesia. Prof. Paul sangat optimis jika program ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa UWA dan lembaga ISI Denpasar.

Acara diakhiri dengan makan malam bersama yang diwarnai dengan pemutaran film hasil karya peserta UWA sebagai hasil dari kelas Film dan Tv.

Loading...