“Kaslimur”

“Kaslimur”

Karya Cipta Mahasiswa

Dalam Rangka Malam Kesenian

Dies Natalis Ke-12 & Wisuda ke-15

ISI Denpasar Tahun 2015

 

Persembahan

Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Denpasar

 

Hari/Tgl : Senin, 27 July 2015

Tempat : Nretya Mandala ISI Denpasar

 

 

Karya Tari Dan Karawitan Semester VI

“Kaslimur”

Tresna titian banget kapining ipun

Rumasa saying rumasa tresna

Nanging saying tan ketampi

Mengisahkan tentang kisah seorang gadis yang jatuh cinta kepada seorang pemuda. Namun, pemuda yang disukainya lebih mencintai dan memilih saudarinya yang berakibat pada rasa kekecewaan yang mendalam, sehingga membuat dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Pembimbing Tari : Tjok. Istri Putra Padmini, SST., M.Sn

                               I Nyoman Sudiana, S.SKar., M.Si

Tari Kreasi “Irsia Lobha”

Tari Kreasi “Irsia Lobha”

Karya Cipta Mahasiswa

Dalam Rangka Malam Kesenian

Dies Natalis Ke-12 & Wisuda ke-15

ISI Denpasar Tahun 2015

 

Persembahan

Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Denpasar

 

Hari/Tgl : Senin, 27 July 2015

Tempat : Nretya Mandala ISI Denpasar

 

Karya Semester II Tari dan II B Karawitan

Tari Kreasi “Irsia Lobha”

Pasang surut setiap hubungan persaudaraan memang biasa ditemui dalam kehidupan, begitu juga dengan hubungan persaudaraan antara Ari Bang. Ari Kuning dan Dewi Anjani. Keserakahan dan iri hati Ari Bang dan Ari Kuning yang ingin menguasai Cupu Manik milik adiknya Dewi Anjani mengakibatkan tiga bersaudara ini menemui mala petaka yang membuatnya berubah menjadi kera.

Pembimbing Tari : Ni Komang Sri Wahyuni, SST., M.Sn

                               Ida Bagus Nyoman Mas, S.SKar

Tabuh Kreasi “Tri Rasa”

Tabuh Kreasi “Tri Rasa”

Karya Cipta Mahasiswa

Dalam Rangka Malam Kesenian

Dies Natalis Ke-12 & Wisuda ke-15

ISI Denpasar Tahun 2015

 

Persembahan

Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Denpasar

 

Hari/Tgl : Senin, 27 July 2015

Tempat : Nretya Mandala ISI Denpasar

 

 

Karawitan Semester IV

Tabuh Kreasi “Tri Rasa”

Permainan tiga karakter membentuk satu kesatuan rasa suara. Kerapatan kotekan kadang keras, terpadu dalam satu rangkaian permainan melodi. Hal tersebut membentuk rasa suara keriangan. Kekuatan kotekan terbalut dalam kelembutan permainan rasa nada yang melengkapi dan teramu dalam rasa suara pesuara. Demikian yang berupaya diungkapkan dalam lantunan barungan gamelan Gong Kebyar. Permainan nilai rasa ketiga karakter tersebut dimunculkan dalam membentuk satu rasa dalam “Tri Rasa”, mengolah rasa dan meramu rasa dalam seni suara pesuara.

Pembimbing : I Nyoman Windha, S.SKar., MA

                        Pande Gede Mustika, S.SKar., M.Si

Garapan Pakeliran Inovatif Wayang Kemardikan ‘Perang Banjar’

 

Karya Cipta Mahasiswa

Dalam Rangka Malam Kesenian

Dies Natalis Ke-12 & Wisuda ke-15

ISI Denpasar Tahun 2015

 

Persembahan

Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Denpasar

 

Hari/Tgl : Senin, 27 July 2015

Tempat : Nretya Mandala ISI Denpasar

 

 

Karya Prodi Seni Pedalangan

Garapan Pakeliran Inovatif Wayang Kemardikan ‘Perang Banjar’

Cerita ini diambil dari sejarah Perang Banjar yang mengisahkan kegigihan masyarakat. Banjar melawan pemerintah kolonial Belanda di Buleleng pada tahun 1868. Dengan jatuhnya Jagaraga pada tahun 1846, secara politis seluruh wilayah kerajaan Buleleng telah dikuasai Belanda. Belanda mulai mengadakan perubahan-perubahan baik dalam politik, ekonomi dan lapangan social yang kemudian dengan leluasa dapat mengembangkan kota Singaraja sebagai kota niaga. Belanda mulai mengkonsolidasi kekuatannya di Buleleng. Sementara itu didaerah Buleleng Barat, Distrik Banjar yang dipegang oleh punggawa Ida Made Rai, sangat tidak setuju dengan pemerintah Raja Buleleng dilakukan dalam hasutan Patih Liarta yang merupakan pengikut setia kolonial Belandaa. Ida Made Rai dan masyarakat Banjar berikrar tidak akan tunduk dan takluk terhadap pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu, Ida Made Rai selaku Punggawa Distrik Banjar melakukan pembangkangan melawan kekuasaan kompeni. Belanda tidak tinggal diam, dengan bantuan Pageh I Gusti Ngurah Ketut Jelantik, Distrik Banjar digempur habis-habisan, namun kobar semangat dan pekik Kemerdekaan Ida Made Rai bersama para pejuang dan rakyat Banjar lainnya menyatukan mereka untuk melawan kekuasaan kompeni yang hendak bercokol di “Bumi Singha Ambara Raja”

Pembimbing :  I Made Sidia, SSP., M.Sn

I Ketut Sudiana, S.Sn., M.Sn

Loading...