M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Wara Neteg Jalan Bahagia 2025

Wara Neteg Jalan Bahagia 2025

Dalam rangka merayakan Dies Natalis XXII, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali menggelar acara Wara Negteg Jalan Bahagia 2025, sebuah kegiatan jalan santai yang diikuti oleh seluruh pimpinan, dosen, serta tenaga pendidik dan kependidikan (tendik) ISI Bali. Acara ini dilaksanakan pada Minggu, 27 Juli 2025, di Desa Wisata Kertalangu, sebuah lokasi yang dikenal dengan keindahan alamnya yang asri.

Wara Negteg Jalan Bahagia 2025 bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara civitas akademika ISI Bali, sekaligus memberikan kesempatan bagi semua pihak untuk menikmati udara segar dan pemandangan alam yang menenangkan. Jalan santai ini tidak hanya menjadi ajang olahraga ringan, tetapi juga sarana untuk menguatkan kebersamaan dan semangat dalam merayakan perjalanan panjang keberadaan ISI Bali.

Selain menjadi ajang kebersamaan, acara ini juga menonjolkan nilai-nilai kesehatan dan kebugaran, di mana peserta diajak untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran melalui aktivitas fisik yang menyenangkan. 

Sebagai bagian dari kegiatan Dies Natalis XXII, Wara Negteg Jalan Bahagia 2025 berhasil menciptakan suasana yang penuh kehangatan, kebahagiaan, dan kekompakan. Selain itu, acara ini juga mengingatkan seluruh peserta akan pentingnya menjaga kesehatan serta mendukung keberlanjutan kebudayaan melalui gerakan positif yang melibatkan seluruh civitas akademika ISI Bali.

Dengan suksesnya pelaksanaan acara ini, ISI Bali semakin menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang sehat, harmonis, dan penuh semangat bagi seluruh civitas akademika dalam rangka memajukan seni dan budaya di Bali.

Workshop mural teba modern

Workshop mural teba modern

Institut Seni Indonesia (ISI) Bali melalui Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) menyelenggarakan Workshop Mural Teba Organik Kampus Seni bertajuk Kerthi Bhuwana Santhi (Berderma untuk Kemuliaan Dunia) pada Selasa (20/8) di area Teba Organik FSRD ISI Bali.

Workshop mural yang diikuti mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan ISI Bali di area kampus, mengelilingi media mural berbentuk bundar yang terbuat dari buis beton, bagian dari konstruksi Teba Organik.
Dengan kuas dan cat warna-warni, peserta tampak serius menorehkan gambar-gambar bernuansa alam seperti bunga, dedaunan, dan bentuk dekoratif lainnya.

Workshop mural ini merupakan aktualisasi Kampus Berdampak ISI Bali yang menekankan kolaborasi seni, budaya, dan juga memberi kontribusi nyata bagi lingkungan dan masyarakat.

Teba Organik ISI Bali ini mendukung implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, khususnya melalui penerapan konsep Teba Modern.

Teba Organik ISI Bali akan difungsikan sebagai tempat penampungan sampah organik, terutama sampah daun, sisa tanaman, dan sisa makanan yang nantinya akan diolah menjadi kompos alami.

Teba Organik dibuat dengan lubang kedalaman sekitar satu meter dan dilapisi buis beton sebagai penahan struktur dan memudahkan proses pembusukan sampah di dalamnya.

Dengan mengusung tema Kerthi Bhuwana Santhi, workshop mural ini diharapkan dapat melahirkan karya mural yang mengandung pesan moral tentang keharmonisan manusia dengan alam semesta. (ISIBALI/Humas)

Pembuatan Teba Mordern

Pembuatan Teba Mordern

Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan serta mendukung gerakan kampus hijau, Teba Organik ISI Bali turut mendukung implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah penerapan konsep Teba Modern yang bertujuan mengelola sampah organik di lingkungan ISI Bali dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Teba Organik ISI Bali difungsikan sebagai tempat penampungan sampah organik, khususnya sampah daun, sisa tanaman, dan sisa makanan. Sampah organik tersebut nantinya akan diproses menjadi kompos alami yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian atau penghijauan. Dengan sistem ini, ISI Bali berkomitmen untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mengoptimalkan potensi sampah organik yang ada.

Konsep Teba Modern yang diterapkan pada Teba Organik ISI Bali memanfaatkan struktur sederhana namun efektif. Teba tersebut dibangun dengan kedalaman sekitar satu meter dan dilapisi buis beton sebagai penahan struktur. Lapisan beton ini membantu menjaga kestabilan teba serta mempercepat proses pembusukan sampah di dalamnya, sehingga sampah organik dapat terurai dengan optimal. Dengan cara ini, sampah organik yang terkumpul dapat terolah menjadi kompos yang berguna bagi lingkungan sekitar.

Inisiatif ini tidak hanya mendukung kebijakan pemerintah daerah tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi ISI Bali dalam menjaga kelestarian alam dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan hijau. Diharapkan dengan penerapan Teba Organik dan konsep Teba Modern ini, gerakan Bali Bersih Sampah dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi pengelolaan sampah berbasis sumber di Bali.

Kegiatan CHANDI (event budaya internasional)

Kegiatan CHANDI (event budaya internasional)

Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) menghadirkan tiga karya tari dan tabuh monumental sebagai pembuka perhelatan internasional CHANDI 2025, Rabu (3/9) di Bali Beach Convention by The Meru Sanur.

Ketiga karya tersebut yakni Tari Kakuwung Ranu, Tabuh Maha Mredangga, dan Tari Cancala Bhuwana Candika. Tiga karya ini dipentaskan melalui kolaborasi ISI BALI dan Sanggar Karawitan Bungan Dedari dengan didukung oleh 121 tim produksi.

Karya pertama, Tari Cancala Bhuwana Candika, merupakan mahacipta koreografi ISI Bali yang mengangkat susastra suci dan kawi-wiku sejati, meneguhkan peradaban Nuswantara melalui gending dan tari. Karya ini menjadi representasi adikawya peradaban, sebuah persembahan seni yang menegaskan peran seni sebagai inti dari kebudayaan bangsa.

Sementara itu, Tabuh Maha Mredangga menampilkan harmoni genderang Nuswantara dengan meramu nada kosmik dari berbagai instrumen tradisional. Komposisi ini menjadi simbol kemuliaan harmoni yang lahir dari keragaman budaya Indonesia.

Adapun Tari Kakuwung Ranu dipersembahkan sebagai jalan penghormatan dan pengharapan. Karya ini merefleksikan kejernihan air danau yang diharapkan terus menerangi kehidupan, sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian alam Bali bagi generasi mendatang.

Koreografi karya-karya tersebut digarap oleh Tjokorda Istri Putra Padmini, M.Sn., Dr. I Ketut Suteja, Ni Komang Sri Wahyuni, M.Sn., dan Diah Pramanasari, M.Sn.. Sementara itu, komposisi gamelan ditata oleh Dr. I Ketut Garwa, Dr. Nyoman Kariasa, Dwi Andika, M.Sn., Tiodore Adibawa, M.Sn., dan Saptono, M.Sn. (ISIBALI/Humas)

KEGIATAN B-GAAD (event budaya internasional)

KEGIATAN B-GAAD (event budaya internasional)

ISI Bali initiated the establishment of the Bali-Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) as a platform for dialogue, strategic partnerships, and collaboration among higher education institutions managing art and design programs across the Asia-Pacific region. B-GAAD holds the vision of fostering excellence in the sustainable governance of higher education in art and design, with a commitment to social welfare, upholding the values of local wisdom, and mainstreaming natural environmental conservation.

B-GAAD mission: (1) To foster dialogue and collaboration in order to enhance the quality of higher education in art and design; (2) To develop partnerships and programs aimed at improving community prosperity while upholding local wisdom values; (3) To create initiatives for the conservation of the natural environment; (4) To implement programs that contribute to the realization of a peaceful, justice, and prosperous world.

As an actualization of the B-GAAD vision and mission, eight main programs have been established, namely:  (1) Bali-Global Arts and Design Symposium (B-GADS); (2) Bali-Global Performing Arts Map (B-GPAM); (3) Bali-Global Art Map Exhibition (B-GAME); (4) Bali- Global Innovative Design Map Exhibition (B-GIDME); (5) Bali-Global Encounter Figure (B-GEF); (6) Bali-Global Expo and Job Fair (B-GEJF); (7) B-GAAD Leaders’ Summit; dan (8) Bali-Global Authentic Trip (B-GAT).

B-GAAD I was held from October 19 to 25, 2024, under the theme Kala-Manawa-Kalpa – Time-Human-Term (Waktu-Manusia-Momenta). B-GAAD I was attended by 12 universities, two Consulates General (the Consulates of Japan and Australia in Bali), and three cultural institutions (ARMA Museum, Tonyraka Art Gallery, and Komaneka Art Gallery). Participating universities included: Kazakh National Academy of Choreography, Kazakhstan; University of Western Australia; Nanyang Academy of Fine Arts, Singapore; National Academy of Arts, Culture and Heritage (ASWARA), Malaysia; Mahasarakham University, Thailand; Jiangxi Institute of Fashion Technology, China; Lasalle College of the Arts, Singapore; Okinawa Prefectural University of Arts, Japan; Kunitachi College of Music, Japan; Kyoto Saga University of Arts, Japan; Hankuk University of Foreign Studies, South Korea; and Youngsan University, South Korea

Loading...