Ilmu Pendidikan Seni Realis dan Realisme

Ilmu Pendidikan Seni Realis dan Realisme

Kiriman : I Wayan Gede Juni Antara (Mahasiswa Jurusan Seni Rupa Murni) 

Abstrak

Ketidak terbatasan seni dalam lingkup bidang ilmu disebut ilmu seni. Ilmu seni adalah pengetahuan tentang seni yang memberi suatu wawasan khusus dalam bidang seni. Pembahasan seni dari masing-masing bidang ilmu dikorelasikan berdasarkan pada pemikiran-pemikiran yang bersifat rasionalitas, sistematis, dan tetap berpedoman pada realitas. Ilmu pendidikan seni sebagai dasar-dasar seni yang dapat di kembangkan dan di pelajari secara tekun yang bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai, makna dan simbol-simbol. Disisi lain manfaat dari pendidikan seni ialah membentuk kepribadian yang kreatif, membenuk karakteristik seseorang, juga memberikan kepekaan untuk menilai nuansa yang indah, baik atau buruk.  Di dalam ilmu pendidikan seni realis dan realisme khusunya yang mempelajari perbedaannya dan makna dari kedua istilah tersebut, terdapat ilmu yang berguna bagi pola pikir manusia dan juga sebagai dasar-dasar seni, sehingga di perguruan tinggi seni realis dan realisme masih diterapkan sampai sekarang. Dalam konteks sejarah dan perkembangannya seni realisme memiliki perjalanan yang panjang sebelum munculnya aliran-aliran baru dalam bidang seni. Adapun pelopor-pelopor realisme seperti Francisco de Goya (1746-1828) , Honoré Daumier(1808-1979), dan Gustave Courbet (1819-1877).

Kata kunci: seni rupa, realis, realisme

PENDAHULUAN

Sebelum menelusuri lekuk liku realis dan realisme, pentingnya kita mempelajari dahulu dari ilmu dasarnya. Agar kita mempunyai pondasi yang kuat tentang ilmu tersebut. Dimulai dengan mengenal tentang ilmu seni. Dimana ilmu seni adalah pengetahuan tentang seni. Sebuah ilmu seni mampu merangkum seni dari berbagai aspek bidang keilmuan. Pengembangan seni dalam ilmu seni  tidak terlepas pada pengembangan makna, peranan seni, tujuan dan manfaat seni, hubungan seni, golongan seni, akan tetapi pengembangan cara berpikir, kreatifitas, proses berkarya seni, dan nilai-nilai seni.

Bahasa tentang ilmu seni mencakup berbagai aspek keilmuan yang terbagi menjadi berbagai bidang ilmu yakni: seni dalam bidang ilmu pendidikan, antropologi, sosiologi, psikologi, filsafat, sejarah, kebudayaan, komunikasi, agama, estetika, kosmologi dan seterusnya.

 Pemaknaan seni dalam bidang pendidikan adalah salah satu sistem pembelajaran untuk mengetahui dasar-dasar seni. Pembelajaran seni ditentukan oleh kurikulum pendidikan. Bangsa yang menggusur pendidikan seni dari kurikulum sekolahnya akan menghasilkan generasi yang berbudaya kekerasan di masa depan, karena kehilangan kepekaan untuk membedakan nuansa baik dan indah dengan buruk dan tidak indah.

pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yakni:

  1. pengembangan segi kepribadian,
  2. pengembangan kemampuan masyarakat,
  3. pengembangan kemampuan melanjutkan studi,
  4. pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja.

            Kegiatan ini dilakukan dengan cara interaksi pendidikan yakni interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Interaksi ini dilakukan melalui pergaulan, pengajar, pelatihan, atau latihan, dan bimbingan. Khususnya interaksi dari segi pergaulan antara pendidik dengan peserta didik dapat dikembangkan dari segi kebiasaan, kedisplinan, minat, dan motivasi. Pendidikan diharapkan untuk mengembangkan pengetahuan. Pendidikan adalah jenis keterampilan dan kemahiran untuk menemukan cara yang cepat yang dapat dikuasai oleh anak didik. Pendidikan adalah suatu sistem yang berkaitan karya manusia yang terbentuk dari komponen-komponen yang mempunyai hubungan fungsional dalam membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sehingga mempunyai kualitas hidup yang diharapkan.

  Sebagian mahasiswa yang duduk di perguruan tinggi yang telah terbiasa dengan cara belajar konvensional, juga kurang berminat dengan perubahan ini. Alasannya, dalam sistem instruksional yang benar, mahasiswa tidak lagi bisa berprilaku pasif dalam aktifitas belajar-mengajar sehari-hari. Mereka dituntut(sebagaimana juga para pengajar) untuk bekerja keras, aktif, dan yang paling sukar dari semuanya berdisiplin.

Sebuah proses mendidik, membina, meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas pola pikir manusia secara logis dan sistematis merupakan proses dari pembelajaran pendidikan seni yang tidak pernah lepas dari interaksi antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, individu dengan masyarakat, individu dengan lingkungan, kelompok satu dengan kelompok lain, dan seterusnya.

Pengembangan diri dalam proses pembelajaran pendidikan seni yang selalu berkaitan dengan interaksi dapat di bagi menjadi tiga bagian yakni: proses pembelajaran pendidikan seni formal, proses pembelajaran pendidikan seni non formal, dan proses pembelajaran pendidikan seni di lingkungan.

PEMBAHASAN

            Pendidikan seni perlu memahami tentang Realis dan Realisme seni. Realis dan Realisme merupakan dua kata yang berbeda, tetapi memiliki hubungan yang sangat erat di dalam pemakaian dua kata ini. Menelusuri pemaknaan istilah pemakaian kata Realis dan Realisme, Realis adalah tindakan, cara berpikir seseorang berdasarkan pada pernyataan. Tindakan dan cara berpikir ini sudah mulai ada pada masa prasejarah dan berkembang masa sampai sekarang. Orang-orang realis nantinya akan menganut paham disebut realisme. Sedangkan Realisme merupakan paham yang berpedoman dari kenyataan. Dalam dunia seni,  realisme merupakan sebuah aliran yang berusaha menjabarkan sesuatu yang bersifat nyata atau kenyataan.
Realis dan Realisme merupakan dua istilah yang berkesinambungan, sampai sekarang tetap dipertahankan eksistensinya oleh kalangan masyatakat seni. Pada dasarnya realis dan realisme merupakan proses dasar dalam sistem pembelajaran di bidang seni khususnya di dunia akademis yang di terapkan pada awal-awal semester sebagai dasar pengetahuan dalam penciptaan karya seni. Dasar-dasar pengetahuan ini diberikan secara teoritis  maupun praktis. Secara teoritis akan diberikan dasar-dasar pembelajaran seni yakni: unsur-unsur dan prinsip seni, apresiasi seni, estetika seni dan seterusnya. Sementara dalam praktisi diberikan teknik-teknik seni, gerakan seni,  warna seni, anatomi seni, media seni, objek seni, dan seterusnya.

            1Tujuan diterapkan sistem pendidikan ini adalah untuk memahami bentuk, warna, karakter, dan proporsi objek. Di sisi lain juga untuk mengetahui nilai-nilai, makna dan simbol-simbol yang dimiliki pada objek. Di dalam perguruan tinggi pendidikan seni realisme masih tetap dipertahankan meski seni realisme sudah ketinggalan zaman dan kurang apresif. Hal ini dimaksudkan agar pelajar dan mahasiswa mengenal dasar-dasar seni. Melalui sistem pendidikan ini maka para seniman akademis mencoba untuk mengapresiasikan karya seni realisme di dalam dan di luar lingkungan akademis. Hal ini bertujuan, supaya publik seni memahami maksud karya-karya seni realisme mereka.

 Pembelajaran seni realisme dalam pendidikan seni untuk mengenal berbagai macam karakter bentuk pada objek. Seperti pada karya berikut dengan gaya realisme.

potret wajah sendiri (juni antara) 2015. Merupakan karya tugas semester genap dengan media masih berupa kertas dengan material water colour.

Realisme mulai muncul dan digunakan sejak terbentuknya kebudayaan modern di Eropa. Hal ini sejalan dengan tumbuhnya sosialisasi di Eropa. Dampak pengaruh realisme ini akhirnya sampai pada kawasan budaya timur. Pengenalan paham realisme dalam kebudayaan Timur semenjak terjadinya penjajahan/kolonial barat. Dimasa modern seperti saat ini, budaya Timur banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Barat, baik secara teoritis maupun teknis. Dasar dari penciptaan aliran realisme adalah selalu berpedoman dan menggunakan objek kenyataan yang sebenarnya dan tanpa dibuat-buat. Sebuah pendapat yang di ucapkan salah seorang antaranya (Courbet, pelukis Perancis), “Tunjukkanlah malaikat padaku dan aku akan melukisnya,” yang mengandung maksud bahwa ia tidak akan melukisnya kalau hal itu gagal ditunjukkan kepadanya. Pendapat kaum realis yang memandang dunia ini tanpa ilusi. Mereka menggunakan penghayatannya untuk menemukan dunia. Mereka ingin menciptakan hasil seni yang nyata dan menggambarkan apa-apa yang betul-betul ada dan kasat mata. Secara teoritis mereka adalah pelukis objektif, pelukis yang akan melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu, dan tidak akan menciptakan sesuatu yang hanya keluar dari gagasannya. Dan apa yang dilihatnya itu akan dilukis seperti adanya, tanpa idealisasi, distorsi, maupun pengolahan-pengolahan lainya.

            Setelah mengetahui pengertian tentang realis dan realisme, setidaknya perlu menyinggung pelopor-pelopor realisme dan bagaimana sejarahnya.

Goya. Francisco de Goya (1746-1828) adalah tokoh yang sering dihubungkan baik dengan realisme maupun dengan romantikisme. Lukisan-lukisannya yang sering menunjukkan kengerian, ataupun sesuatu yang fantastik dan imaginatif, disertai dengan gambaran pribadinya yang berapi-api, memberikan identitas bahwa ia adalah seorang romantik.

2Contoh karya ” pembunuhan 3 mei 1808″, merupakan paduan antara gaya realisme dan romantik.

Dengan temanya itu ia telah memancing emosi penonton baik karena kejadian yang mengerikan itu maupun caranya ia melukiskan kejadian tersebut. Dipilihnya saat yang sebaik- baiknya untuk dilukiskan, demikian pula tokoh-tokoh serta penempatan dalam gambar diusahakan yang sedramatik mungkin. Waktunya malam hari, tempatnya di luar kota. Lampu yang ditempatkan di antara regu penembak dengan si tertembak dibuat sedemikian rupa, sehingga calon korban yang diberi berbaju putih itu mendapat cahaya yang paling terang dan merupakan pusat perhatian; dan dengan tanganya yang terbuka lebar memberi kesan seolah-olah yang di tembak itu seorang syuhdan yang dengan ikhlas menyerahkan dirinya. Maka dari aktualitasnya lukisan ini realistik, tetapi dari cara penggarapannya jadilah ia romantik.

            Namun Goya adalah seorang realis. Ia memandang dunia ini tanpa ilusi. Ia tidak lari dari kenyataan, karyanya adalah refleksi dari keadaan yang ada di sekitarnya. Sebagai pelukis istana ia berada di antara orang-orang yang hidupnya mewah, korupsi, namun dungu, dan tidak acuh akan kemelaratan yang ada di luarnya. Selain “pembunuhan 3 mei 1808” karya grafisnya yang tergabung dalam kelompok “Los Desastres de la Guerra” (“kehancuran perang”), dan antara lain berjudul “Y No Hai Remedio” “Tidak ada lagi obatnya”, 1810-20. Goya juga terkenal sebagai pelukis potret . Karyanya yang menonjol di antaranya ialah potret istrinya “josefa Bayeu” atau “Madame Goya” (c. 1798) dan “Marquesa de la Solana” (1791-95). Ekspresinya bagus, demikian pula sapuan kuasnya. Namun yang lebih terkenal dari semuanya itu adalah sepasang lukisan “Maja” (dibaca ‘Maha’) yang bertelanjang dan berpakaian (c. 1797-98) yang selalu tertambat pada nama Goya.

DAUMIER. Realisme Honiré Daumier (1808-1979) dicurahkan lewat karya-karya karikaturnya. Dengan teknik lithografi dibuatlah tidak kurang dari 4000 karya karikatur baik untuk koran maupun untuk dirinya sendiri. Ia bukan seorang mahasiswa di akademi kesenian dan juga tidak pernah menanamkan dirinya seniman. 3Baginya, pekerjaan itu adalah hasil karya seorang pekerja di persurat kabaran yang tidak ada sangkut pautnya dengan dunia seni. Namun ia telah membuktikan bahwa sekalipun dipakai sebagai alat komunikasi dan seni tak harus tidak berguna apa-apa selain sekedar untuk kenikmatan saja (I’art pour I’art). Betapapun ia ingin untuk “menjadi seniman” dengan melukis-lukis, namun karena kemelaratannya itu tidak banyak ia mendapat kesempatan.

Gustaver Courbet (1819-1877) adalah orang yang menamakan dirinya seorang realis. Dengan pongahnya ia mengatakan “tunjukan malaikat padaku dan aku akan meluksinya”, yang mengandung arti bahwa baginya lukisan itu pada dasarnya adalah seni yang konkrit, menggambarkan segala sesuatu yang ada dan nyata, ia hanya mau mendasarkan seninya pada penyerapan panca inderanya saja(khususnya mata) dan meninggalkan fantasi dan imaginasinya.

Sekalipun keluarganya tidak mengharapkan untuk menjadi pelukis, tetapi pada tahun 1849 terdapat suatu kenyataan bahwa ia berhasil menggantungkan beberapa lukisannya dalam beberapa salon dan yang terkenal ialah “Habis makan di Ornans” yang memenagkan hadiah medali kedua. Dengan kemenangan ini ia dapat lagi memasukkan lukisannya yang menggemparkan dalam tahun berikutnya, ialah “Pemakaman di Ornans” yang sering disebutnya juga sebagai “Pemakaman Romantikisme”, sejalan dengan umpatan Gros atas lukisan Delacroix “ Pembunuhan besar-besarandi Scio” itu.

Lukisan yang terakhir yang betul-betul menggoncangkan dunia kritis karena kerealistikannya. “Everthing in the painting – the serious faces of the townspeople, their still postures and somber dress, the mist-grey of the sky, the crucifix held high by a white –robed acolyte-is convincingly, quitly natural.These are real people at a real funeral.” Itulah yang menggemparkan paris , ia telah menggambarkan real people. Dan bersamaan sebuah lukisannya yang juga terdapat dalm salon 1850 ialah, “Pemecah batu. Ia melukis apa adanya, bahkan yang jelek-jelek, petani-petani, buruh-buruh kecil.

4

Courbet,”pemecah batu”, menggambarkan dua orang pekerja yang dua-duanya tidak layak: yang satu terlalu tua dan satunya lagi masih kanak-kanak.

PENUTUP

Dapat saya simpulkan bahwa proses pembelajaran pendidikan seni juga dapat menghasilkan seni yang bersifat riil atau nyata. Hasil karya seni yang bersifat riil atau nyata disebut karya seni realis atau realisme.

Pendidikan seni realisme merupakan pendidikan dasar untuk mengenal dan mempelajari objek-objek baik melalui bentuk, proporsi, karakter, teknik, warna, dan garis pada objek. Dalam perkembangan proses pendidikan seni realis dan realisme terjadi sebuah proses pembebasan dalam beraktivitas seni dengan tetap berpedoman pada unsur-unsur dan prinsip-prinsip seni.

DAFTAR RUJUKAN

Banbang Oka Sudira, Made.2010Ilmu Seni Teori dan Praktik,Jakarta:Inti Prima.

Sp, Soedarsono.2000Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern,Jakarta:Cx Studio Delapan Puluh Enter priso-Jakrta,Badan Penerbit isi Jogyakarta.

http://3.bp.blogspot.com/-jgO6JvxVLEU/T3YXtQ1V9FI/AAAAAAAAAHY/n7PnL1BiZl8/s1600/3class.jpg

https://www.google.co.id/search?q=lukisan+karya+francisco+de+goya&biw=1366&bih=639&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=

Pentingnya Nirmana dalam Penciptaan Sebuah Desain

Kiriman : I Vanda Dian Lestari (Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual)

ABSTRAK

Nirmana adalah penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana juga dapat diartikan sebagai hasil imajinasi dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi yang mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga sebagai ilmu tatarupa. Sebagai ilmu tatarupa tentu saja Nirmana memiliki pengaruh besar dalam sebuah desain. Nirmana memiliki elemen- elemen penting yang menjadi dasar sebuah desain atau karya seni serupa. Elemen tersebut adalah (1) Titik, suatu bentuk kecil yang memliki dimensi, (2) Garis, goresan nyata dan batas sebuah benda, (3) Bidang, bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar dan luas, kedudukan, arah, dan dibatasi oleh garis, (4) Gempal, bentuk bidang yang mempunyai kedalaman dan ketebalan. Berdasarkan empat elemen yang telah disebutkan maka peran Nirmana dalam sebuah desain sangatlah penting. Sebuah desain akan tercipta jika elemen di atas terpenuhi. Sebuah desain pastinya memiliki garis yang berawal dari sebuah titik kemudian membentuk sebuah bidang datar yang akan lebih menarik atau nyata saat bidang tersebut menjadi gempal dan memiliki dimensi atau volume. Teori Nirmana yang dijelaskan sangatlah penting dalam penciptaan sebuah karya seni, karena merupakan penyusun elemen – elemen visual yang pasti dan digunakan dalam sebuah proses penciptaan sebuah desain. Desain akan indah dan lebih tertata jika penciptanya sudah mahir atau mengerti teori Nirmana dengan baik. Desain yang dihasilkan pun tidak akan mengecewakan. Nirmana sebagai penyusun atau penyelaras antara titik, garis, warna, ruang, dan tekstur pastinya akan sangat dibutuhkan dalam sebuah desain. Desain yang akan dihasilkan pun akan memiliki harmonisasi serta keseimbangan antar garis, bidang, warna, dan elemen lain yang ada di dalamnya. Peran Nirmana dalam sebuah desain akan dinilai sangat penting meskipun Nirmana sendiri adalah sesuatu yang jarang diketahui istilahnya oleh orang awam.

Kata Kunci : Nirmana, Desain, Unsur dan Elemen sebuah karya seni.

PENDAHULUAN

Di dalam sebuah desain pastinya terdapat unsur – unsur penting yang mempengaruhi komposisinya. Unsure seperti titik, garis, warna, dan sebagainya. Unsur tersebutlah yang terdapat dalam teori tatarupa atau Nirmana. Peran Nirmana sangat penting dalam sebuah desain karena teori yang ada dalam Nirmana adalah semua dasar atau elemen dalam pencipataan desain atau karya seni lainnya. Elemen dalam Nirmana sangat mendasar dan jika elemen tersebut tidak ada maka tidak akan tercipta sebuah desain atau karya seni. Nirmana sendiri definisinya adalah penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dijelaskan dari definisi Nirmana itu sendiri, maka bisa disimpulkan bahwa Nirmana memiliki pengaruh besar dalam penciptaan sebuah desain.

PEMBAHASAN

Nirmana dibentuk dari dua kata yaitu Nir (berarti tidak) dan Mana (berarti tidak bermakna), jadi jika digabungkan berarti tidak bermakna. Jika diartikan lebih dalam lagi Nirmana merupakan lambang – lambang bentuk yang tidak memiliki makna, Nirmana dipandang sebagai kesatuan pola, warna komposisi,irama, nada dalam sebuah desain. Saat awal mempelajari Nirmana biasanya yang dipelajari dimulai dari bentuk – bentuk dasar bangun datar yang awalnya tidak bermakna atau tidak hidup kemudin diracik sedemikian rupa sehingga menciptakan makna tertentu. Nirmana sendiri tentang mengorganisasikan atau mengkomposisikan sesuatu untuk mencapai kualitas yang artistik pada sebuah karya seni atau desain. Nirmana memiliki 4 buah elemen dasar yaitu:

  1. Titik, Titik, suatu bentuk kecil yang memliki dimensi
  2. Garis, goresan nyata dan batas sebuah benda,
  3. Bidang, bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar dan luas, kedudukan, arah, dan dibatasi oleh garis,
  4. Gempal, bentuk bidang yang mempunyai kedalaman dan ketebalan.

Desain, sebuah karya seni terapan atau berbagasi pencapaian kreatifitas lainnya. Di juga dapat diartikan sebagai penciptaan obyek baru. Dalam prose desain biasanya sangat memperhitungkan aspek fungsi, estetika dan aspek lainnya berdasarkan sumber-sumber atau riset. Dalam ilmu desain grafis ada beberapa prinsip utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain, yaitu :

  1. Ruang Kosong (White Space), ruang kosong dimaksudkan agar karya desain tidak terlalu padat penempatannya dalam sebuah bidang sehingga membuat karya desain terlihat dominan.
  2. Kejelasan (Clarity), kejelasan mempengaruhi penafsiran atau pengelihatan penonton sebagi penikmat, apakah karya desain yang dihasilkan jelas atau malah menimbulkan makna ganda (ambigu).
  3. Kesederhanaan (Simplicity), kesederhanaan dalam sebuah esain menuntut penciptaan sebuah desain yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhaan juga akan membuat para penikmat senang dan tidak jenuh.
  4. Emphasis (Point of Interest), emphasis atau pusat perhatian, yang merupakan pengembangan dominasi untuk menonjolkan salah satu unsur sehingga mencapai nilai artistik.

Di dalam Nirmana semua unsur penciptaan karya seni dimulai, dari seusatu yang biasa menjadi berarti dan memiliki komposisi yang dapat dinikmati. Nirmana membuat sebuah karya lebih tertata, lebih artistic dan lebih indah. Nirmana sendiri juga diartikan sebagai pengorganisasian antara unsure-unsur desain. Titik, garis, bidang, gempal, warna dan teksur yang ada dipadukan sedemikian rupa dengan mempertimbankan komposisi sehingga menghasilkan karya yang artistic.

Pentingnya teori Nirmana dalam sebuah karya desain sangat banyak dan mendasar. Elemen-elemen yang terdapat dalam Nirmana seperti titik, garis, warna, tekstur dan sebagainya adalah elemen mendasar yang harus ada dalam penciptaan sebuah desain. Dimulai dengan titik yang akhirnya menjadi sebuah garis,lalu memebentuk berbagai macam bidang datar. Desain yang lebih hidup dipengaruhi oleh bidangnya, bidang gempal dalam Nirmana yang memliki volume berpengaruh dalam pembuatan desain, membuat desain lebih hidup. Lalu warna, memperindah sebuah karya desain,mempercantik sehinnga enak untuk dipandang, dapat diberlakukan tekstur dalam sebuah karya desain agar desain yang dihasilkan lebih hidup lagi.

Unsur titik, yang akan membentuk garis dalam sebuah penciptaan sebuah desain. Hanya dengan titik pun desain dapat diciptakan dengan karya titik yang biasa disebut pointillism. Garis, merupakan unsur dasar, karena dimulai dari garislah akan tercipta sebuah bentuk seperti lingkaran, segitiga,persegi, dan bangun datar lainnya. Warna, unsure yang memperindah sebuah desain, agar desain yang dihasilkan tidak kaku atau membosankan sehingga warna sangan berpengaruh dalam penciptaan sebuah desain. Tekstur merupakan unsur yang dapat digunakan untuk membuat karya desain menjadi lebih hidup dan lebih terlihat nyata.

Begitu besarnya pengaruh Nirmana dalam sebuah desain, maka dalam pembuatan sebuah desain harus lebih diperhatikan lagi unsure dan elemen yang ada. Jika ingin meghasilakn sebuah desain yang artistik dan indah, maka Nirmana adalah solusi untuk itu. Mempelajari titik, garis,bidang, warna, tekstur dan sebagainya. Bagaimana cara mengkomposisikan semua elemen tersebut menjadi suatu karya desain yang artistic dan dapat diterima oleh penikmatnya.

PENUTUP

Kesimpulan : Peran Nirmana dalam sebuah desain sangatlah banyak dan mendasar, elemen-elemen penting yang ada seperti titik, garis, bidang, warna, dan sebagainya merupakan elemen yang sangat penting dalam penciptaan sebuah desain. Dalam teori Nirmana pun dijelaskan bahwa Nirmana juga mempelajari pengorganisasian unsure visual titik, garis,warna, dan sebagainya sehingga Nirmana sangat besar pengaruhnya dalam pembuatan sebuah desain.

DAFTAR RUJUKAN

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Jogjakarta: Dasar-dasar Tata Seni Rupa dan Desain

Nndwn Hsn, http//:www,notepedia.info>2013/4>nirmana , Jakarta, diambil: 9 April 2013

Keindahan dan Kelembutan Kain Beludru

 Kiriman : Dita Armydia (Mahasiswa Desain Mode)

Abstrak

Pada zaman dahulu, manusia mengenakan pakaian pada bagian tertentu saja, dari bagian dada hingga panggul. Memakai bahan seadanya yang ada di lingkungan sekitarnya. Mempunyai bentuk sederhana, dengan fungsi sebagai penutup dada.  Mereka tidak mengenal tentang tenun dan lain sebagainya. Hingga dalam perkembanganya, bentuk maupun cara penggunaannya digolongkan menjadi bentuk dasar busana. Salah satu hasil karya yang dikenal sebagai hasil tenunan di buat untuk pakaian. Perkembangan jaman di Indonesia maupun di negara lainnya membuat keunikan di setiap tahunnya hingga saat ini. Jaman dulu kain velvet merupakan pakaian orang-orang kelas menengah keatas, alias keturunan bangsawan. Kain velvet biasanya dikenal dengan nama kain beludru struktur yang sangat halus dan rata, berkilau dan lembut. Pada umumnya bahan dasar velvet ialah katun dan sutra. Banyak orang yang belum bisa membedakan antara kain bludru dan kain suede. Karena beludru terbuat dari bahan sintetis yang berserat sedangkan suede terbuat dari kulit bagian dalam yang dibalik, yang membedakan dengan dibakar kalau bludru mudah terbakar dan hangus jadi abu kalau suede bahan sulit terbakar dan menimbulkan bau seperti bulu terbakar. Kain velvet memiliki kesan glamor dan elegan. Namun kain velvet ini terhitung mahal, selain dari perawatannya juga dari cara pembuatannya. Dengan motif beragam dan cantiknya untuk pembuatan bentuk tubuh. Dengan keunikan kain yang dapat menyerap pencahayaan. Sehingga kain velvet ini banyak kegunaannya. Pemotongan kain sebaiknya kain dilapisi dengan kertas. Untuk menjahit kain velvet sebaiknya gunakan kertas atau kain tipis untuk melapisinya agak jahitan bisa stabil. Cara lain yaitu ketika anda menjahit kain velvet, tarik bagian depan secara perlahan agar kain tidak berkerut.

Kata Kunci    : lembut, kain beludru, kain velvet, perkembangan, tenunan.

PENDAHULUAN

Sebelum mengenal tenunan, manusia pada zaman dahulu mengenakan pakaian hanya pada bagian – bagian tertentu saja, seperti pada bagian dada atau pada lingkar pinggang atau panggul. Bahan yang digunakan didapat dari lingkungan sekitar, baik berupa kulit binatang, kulit batang bahkan daun. Fungsinya juga hanya sebagai penutup bagian tertentu pada tubuh. Walaupun sudah mengenal bentuk tapi bentuknya sederhana dengan wujud geometris yaitu segiempat atau segiempat panjang. Cara pakai ada yang dililitkan, ada pula yang dilubangi untuk memasukkan kepala.

Salah satu benda hasil karya manusia yang secara umum dikenal sebagai hasil tenunan yang di buat untuk pakaian. Namun ada juga pakaian yang tidak di buat dari hasil tenunan, melainkan kulit kayu yang di pukul – pukul dengan alat tertentu sehingga menjadi tipis dan lebar. Berasal dari bahasa Perancis texere dan bahasa Latin textilis yang artinya menenun.

Perkembangan jaman yang membuat para pecinta fashion baik di Indonesia maupun di negara lainnya kini berusaha menciptakan hasil karyanya untuk di pasarkan di dunia usaha. Perkembangan model busana dan macam macam kain yang membuat keunikan di setiap tahunnya hingga saat ini. Contohnya jaman dulu kain velvet merupakan pakaian orang-orang kelas menengah keatas, alias keturunan bangsawan. Pada zaman Mamluk, Kairo merupakan kota penghasil velvet terbesar. Bangsawan pada waktu itu, memakai kaftan velvet pada saat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Lalu pada masa selanjutnya, asisten koki memakai dress velvet warna biru yang disebut came-i kebud, topi kerucut (kulah) dan celana panjang baggy (caksir), yang terbuat dari velvet bursa. Kalau di Indonesia, velvet menjadi busana pengantin adat Jawa kuno (biasanya berwarna hitam, merah, hijau).

PEMBAHASAN

Kain Velvet biasanya dikenal dengan nama kain beludru. Kain velvet adalah jenis kain tenun tafting (berumbai) dengan struktur yang sangat halus dan rata, sehingga tekstur dan permukaan kain velvet terlihat berkilau dan lembut seperti perpaduan dari sifat kain sutera dan wol. Kain beludru atau kain velvet ini adalah kain lembut yang terbuat dari sutra, rayon atau nylon dengan ciri bahan seperti tumpukan bulu yang sangat halus, mulus padat dan lembut seperti bulu kucing, beruang dan lain-lain.

Awalnya velvet pertama kali muncul terbuat dari serat sutra. Tetapi pada saat persediaan serat sutra menipis, maka para pemintal mulai beralih ke serat-serat lainnya yang mudah didapat, seperti: rayon dan katun (14%-18% sutra dan sisanya rayon). Sedangkan velvet yang 100% sutra sudah sangat susah untuk ditemukan, kalau pun ada pasti sangat mahal harganya. Motif-motif bahan velvet pun sudah beragam, ada yang garis-garis sampai kotak-kotak.

Pada umumnya bahan dasar velvet ialah katun dan sutra. Kemudian dikembangkan lagi ke bahan-bahan lainnya, seperti viscose dan polyester. Velvet pun bisa dibuat di atas bahan yang mengandung karet atau stretch karena semakin canggihnya alat. Stretch velvet ini dapat mengikuti lekuk bentuk tubuh sehingga nyaris sempurna. Banyak busana-busana mewah dan kebaya memakai bahan stretch velvet supaya terlihat seksi karena velvet bisa mengikuti bentuk tubuh. Lebih banyak helai benang yang dipakai akan menciptakan velvet yang tebal sehingga akan menambah tinggi harga jualnya. Terlebih lagi bila ada aplikasi di atasnya seperti brokat atau bordir, harganya akan bertambah mahal. Bahan velvet tak hanya tebal, namun ada juga yang tipis. Velvet tipis lebih mudah dijahitnya dibandingkan dengan yang tebal. Terlebih lagi bila kita ingin membuat busana pesta dan kebaya. Lekuk tubuh dapat terlihat jelas dan membuat kita tampak seksi bila memakai stretch velvet.

Beberapa tips yang sebaiknya diperhatikan. Pilihlah model dengan bahan potongan yang simple dan klasik karena keindahaan busana sudah terlihat dari mewahnya bahan tersebut. Buatlah penyesuaian fitting pada kertas pola karena setiap bekas jahitan dapat meninggalkan bekas pada bahan. Cara menyetrikanya pun harus diangkat turun, jangan sekali-sekali diseret maju mundur. Kain ini harganya mahal dan memiliki karakteristik kain yang susah dibersihkan apabila terkena noda, walaupun saat ini sudah banyak fasilitas cuci dry clean untuk mengatasi hal tersebut.

Kain halus dan lembut terbuat dari bahan sintetis yang bertumpukan dengan serat lainnya seperti katun, nilon, polyester itulah kain beludru. Kain yang memberi kesan glamor dan elegan dengan warna-warna cantik dan menarik yang akan membuat si pemakai tambah percaya diri menggunakannya. Seperti gambar diatas, kebanyakan tas2 bermerek memakai kain beludru untuk koleksi tas mahalnya. Ada juga bludru berbentuk serbuk yang digunakan untuk kutex kuku, caranya kuku di kutex terlebih dahulu lalu ditaburi serbuk bludru di tekan perlahan kemudian bagian pinggir kuku dibersihkan hingga rapi jadilah kutex bludru yang cantik.

Untuk sekedar informasi, banyak orang yang belum bisa membedakan antara kain bludru dan kain suede. Tampilan halus dan lembut yang sama namun beda asal dan kualitasnya. Bludru terbuat dari bahan sintetis yang berserat sedangkan suede terbuat dari kulit bagian dalam yang dibalik, untuk lebih membedakan lagi caranya dengan dibakar kalau bludru mudah terbakar dan hangus jadi abu kalau suede bahan yang sulit terbakar dan menimbulkan bau seperti bulu terbakar.

Salah satu usaha di jakarta yang menggunakan bludru untuk jasa percetakan yaitu menyediakan jasa cetak bludru / beludru / bulu / flocking khusus diatas permukaan kertas apapun untuk areal jabodetabek. Cetak bludru banyak digunakan untuk kartu undangan, kertas kado, box souvenir, dll. Selain itu kain beludru bisa digunakan untuk wallpaper, background dan dekorasi  ruangan/pementasan, bisa juga digunakan untuk gorden. Keunikan beludru dia bisa menyerap pencahayaan, menjadikannya material paling cocok untuk dijadikan background dimana lampu sorot atau flash photography digunakan.

Untuk tahap pemotongan kain sebaiknya kain dilapisi dengan kertas, karena ada kain velvet yang licin dan bisa bergeser ketika dipotong. Gunakan gunting yang bersih dan tajam. Tentukan arah serat yang benar sebelum memotong kainnya. Lebih baik kain velvet dipotong satu-satu jangan ditumpuk, karena bisa merusak tekstur kain. Untuk menandai pola, anda bisa gunakan kapur jahit, roda kapur, kertas karbon, atau hanya jarum pentul di sisi bagian dalam.

Tahap menjahit kain velvet sebaiknya gunakan kertas atau kain tipis untuk melapisinya agak jahitan bisa stabil. Cara lain yaitu ketika anda menjahit kain velvet, tarik bagian depan secara perlahan agar kain tidak berkerut. Gunakan kaki mesin yang khusus untuk menjahit kain velvet. Sebaiknya gunakan jarum jahit yang tajam dan berukuran 9 atau 10, untuk kain velvet sutera bisa menggunakan jarum ukuran 9. Gunakan benang polyester atau katun. Gunakan jahitan lurus yang panjang jahitannya 2.0 sampai 3.0mm. Anda harus menyesuaikan ketegangan jarum dan tekanan kaki mesin jika ketebalan kain yang dijahit berbeda.

PENUTUP

Sebelum mengenal tenunan, manusia pada zaman dahulu mengenakan pakaian hanya pada bagian – bagian tertentu saja, seperti pada bagian dada atau pada lingkar pinggang atau panggul. Bahan yang digunakan didapat dari lingkungan sekitar, baik berupa kulit binatang, kulit batang bahkan daun.

Kain Velvet biasanya dikenal dengan nama kain beludru. Pada umumnya bahan dasar velvet ialah katun dan sutra.

Untuk tahap pemotongan kain sebaiknya kain dilapisi dengan kertas, karena ada kain velvet yang licin dan bisa bergeser ketika dipotong. Tahap menjahit kain velvet sebaiknya gunakan kertas atau kain tipis untuk melapisinya agak jahitan bisa stabil.

DAFTAR RUJUKAN

http://fitinline.com/article/read/kain-velvet

http://intips-busana.blogspot.com/2012/11/mengenal-5-karakter-velvet.html

http://tokoliman.blogspot.com/2013/07/kain-beludru-velvet.html

http://fitinline.com/article/read/aplikasi-kain-velvet-pada-busana

Communication In Bahasa For Foreign Speakers

Communication In Bahasa For Foreign Speakers

Kirimin : Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S., M.Hum 

Abstract

Realizing that communication in Bahasa for foreign speakers is significant, especially for Darmasiswa students who study at ISI (Institut Seni Indonesia/ The Indonesian Institute of the Arts) Denpasar, this paper is aimed at discussing the way learners can master Bahasa easily, in addition to describing the importance of mastering Bahasa itself.

Communication is defined as the exchange of ideas, messages, or information by speech, signals, or writing. Without communication, class would not function. When communication is thorough, accurate, and timely, the process of learning tends to be vibrant and effective.

Learning Bahasa easily can be conducted by joining a class of bahasa Indonesia. ISI Denpasar offers class or course on learning Bahasa (Indonesian language) for foreign speakers. The program is known as BIPA which stand for Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing.

I.INTRODUCTION

         1   This paper is aimed at describing the significance of communicating in Bahasa for foreign speakers, especially for the students of Darmasiswa RI program who study at ISI ( Institut Seni Indonesia/ The Indonesian Institute of the Arts) Denpasar. There is a proverb: “who uses words well is at home anywhere”. It means that understanding and mastering the language of the country where we stay will give many benefits, and help in facing the days beautifully. Understanding the language, in this case bahasa Indonesia (Indonesian language) will be fun when learners feel its importance and significance.

            Fisrt of all, let us discuss about why mastering Bahasa is significant. Mastering Bahasa is a need for Darmasiswa students. Bahasa plays an important role for foreign speakers in attending classes even though the class interactions are sometimes conducted in English, but there are many technical terms in Bahasa that should be understood by the students. The students should learn Bahasa. Otherwise, the process of learning will be running unsmoothly. Besides, by mastering Bahasa, the students will be able to communicate with the society more easily.

            In connection with the significance of mastering Bahasa, there are two problems of interest to be discussed  pertaining to the steps of mastering it. The problems under concern are as follows:

  1. Why is communication significant?
  2. How to learn Bahasa easily?

II.ANALYSIS

2.1 Why is Communication Significant?

Communication is defined as the exchange of ideas, messages, or information by speech, signals, or writing. Without communication, class would not function. When communication is thorough, accurate, and timely, the process of learning tends to be vibrant and effective.

Communication is central to the entire learning process for three primary reasons:

  • Communication is a linking process of studying . Communication is the way teachers and students conduct the studying-learning process. Communication is the heart of all organizations.
  • Communication is the primary means by which people obtain and exchange information. Decisions are often dependent upon the quality and quantity of the information received. If the information on which a decision is based is poor or incomplete, the decision will often be incorrect.
  • Information and communication represent power. Learners cannot do anything constructive in a class  unless he or she knows what is to be done, when the task is to be accomplished, and who else is involved. Those who have this information become centers of power.

Through communication, people exchange and share information with one another and influence one another’s attitudes, behaviors, and understandings. Communication allows people to establish and maintain interpersonal relationships, listen to others.

2.2 How to Learn Bahasa Easily?

Bahasa/ language is the system of words or signs that people use to express thoughts and feelings to each other. Language is  any one of the systems of human language that are used and understood by a particular group of people. (http://www.merriam-webster.com/dictionary).

Besides, Macmillan (2002:787) also states that language is the method of human communication using spoken or written words

Learning Bahasa easily can be conducted by joining a class of bahasa Indonesia. ISI Denpasar offers class or course on learning Indonesian language for foreign speakers. The program is known as BIPA which stand for Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. The course addresses various skills of bahasa Indonesia language such as speaking, listening, writing, and reading. The program is organized as three level course, namely  elementary level is for those who has minimum skills or has no previous experience on bahasa Indonesia. An intermediate level is for those who already pose basic skills of bahasa Indonesia and wish to be able to communicate in various typical situation using bahasa Indonesia. An advanced level is the last level of the course and designed for those who wish to achieve high literacy skills in Bahasa.

III. CONCLUSION

            Communication is significant because communication is central to the entire learning process. Language is a means of communication. In general, when students want to learn Bahasa, they have to start from understanding words, sound changes in complex words, words-forming processes, affixes, phrases, clauses, and sentences before building a speech.

Bibliography

Macmillan. 2002. English Dictionary. London: Macmillan Education
Sneddon, James Neil. 1996. Indonesian Reference Grammar. Australia: Allen & Unwin Pty Ltd
(http://www.merriam-webster.com/dictionary).

Perkembangan Batik dan Peran Serta Tokoh Budayawan Batik Di Indonesia

Perkembangan Batik dan Peran Serta Tokoh Budayawan Batik Di Indonesia

Kiriman : Aning Septiana Saputri (Mahasiswi Desain Fasion)

ABSTRAK

1Batik dari zaman dahulu sampai saat ini mempunyai sejarah dan cerita yang panjang dari masa ke masa. Banyak pakar serta tokoh budayawan yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian, dan sejarah perkembangan batik dari masa ke masa. Salah satu tokoh yang mengungkapkan pendapatnya tentang batik adalah Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta yang menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2). Begitupun yang diungkapkan oleh Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain batik. Perkembangan batik di Indonesia tentunya tidak lepas dari kontroversi. Beberapa tahun yang lalu, batik Indonesia pernah di klaim sebagai warisan budaya milik negara tetangga yaitu Malaysia. Hal ini sempat membuat kedua negara tersebut hampir mengalami pertikaian. Namun pada akhirnya hak cipta batik dimenangkan oleh negara Indonesia. Meskipun telah melalui masa yang panjang, batik zaman dahulu sampai saat ini tidah banyak mengalami perubahan baik dari segi bahan, cara pembuatan, motif serta teknik pembuatannya. Setiap daerah maupun kota di Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda baik dari warna serta motifnya. Ada begitu banyak kota penghasil batik yang terkenal di Indonesia seperti Solo, Pekalongan, Jogjakarta serta masih banyak lagi kota penghasil batik yang terkenal di Indonesia. Beberapa kota di Indonesia penghasil batik tersebut tentunya memiliki ciri khas pada  motif, serta warna pada batiknya. Batik yang dikenal dari dulu sampai saat ini tentunya mempunya banyak jenis motif dan nama-nama yang berbeda pada setiap daerahnya. Nama-nama batik tersebut bahkan telah menjadi maskot atau ikon di tiap-tiap daerah kota asalnya, seperti Batik Mega Mendung, Batik motif Truntun, Batik Jlamprang, dan Batik Motif  Sido-Mukti. Seiring populernya batik di kalangan masyarakat saat ini, tentunya batik mempunyai sejarah dan perkembangan yang panjang, khususnya di Indonesia. Batik pada zaman dahulu dan saat ini pun telah memiliki banyak makna, fungsi, serta kegunaan yang berbeda. Jika pada zaman dahulu batik dikenakan  hanya oleh kalangan bangsawan, maka saat ini batik dapat dikenakan oleh berbagai macam kalangan masyarakat baik dari golongan menengah kebawah maupun golongan menengah keatas di berbagai kesempatan. Ada juga satu tokoh yaitu Iwan Tirta yang mendedikasikan  dirinya pada salah satu warisan budaya Indonesia ini yaitu batik. Beliau adalah seorang perancang busana asal Indonesia yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan busanannya yang menggunakan unsur-unsur batik.

Kata Kunci : Batik, sejarah batik,budaya Indonesia, tokoh batik

PENDAHULUAN

Batik adalah salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Batik dewasa ini juga merupakan salah satu hasil produksi bangsa Indonesia yang tengah popular dan digandrungi oleh segala jenis lapisan masyarakat Indonesia baik dari kalangan menengah kebawah sampai kalangan menengah keatas. Ada beberapa batik Indonesia yang namanya sudah melambung tinggi hingga bahkan ke mancanegara. Batik-batik tersebut terkenal karena motif, warna serta tingkat kesulitan pembuatannya batik yang dikenal dari dulu sampai saat ini tentunya mempunya banyak jenis motif dan nama-nama yang berbeda pada setiap daerahnya.  Nama-nama batik tersebut bahkan telah menjadi maskot atau ikon di tiap-tiap daerah kota asalnya, seperti Batik Mega Mendung, Batik motif Truntun, Batik Jlamprang, dan Batik Motif  Sido-Mukti.

Batik sendiri mempunyai cerita dan sejarah yang panjang di Indonesia. Banyak tokoh yang mengungkapkan pendapatnya tentang sejarah Batik di Indonesia. Mereka mengungkapkan bahwa batik dikenal bahkan pada zaman prasejarah dan batik tidak mengalami banyak perubahan pada proses pembuatannya hingga saat ini. Sebagai salah satu warisan budaya yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia tentunya kita sebagai bangsa Indonesia harusnya menjaga dan melestarikan batik tersebut. Hal ini dapat kita lakukan melalui upaya-upaya kecil yang dapat kita lihat dari beberapa tokoh ahli yang memilih mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi pada Indonesia dengan cara melestarikan warisan budaya kita yaitu batik melalui tindakan serta karya-karyanya.

SEJARAH BATIK

Batik di Indonesia merupakan salah satu warisan budaya yang senantiasa harus kita jaga dan kita lestarikan. Batik ini pun telah lama dikenal bahkan ketika zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru (Yudaseputro, 2000 : 97).

Menurut  Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).

Kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang  hingga  kerajaan  berikutnya.  Meluasnya  kesenian  batik  menjadimilik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap dikenal baru setelah usai Perang Dunia I atau sekitar 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia. Batik adalah  salah  satu  cara  pembuatan  bahan  kain.  Selain  itu  batik  bisa mengacu  pada  dua  hal.  yang  pertama  adalah  teknik  pewarnaan  kain  dengan menggunakan  malam,  teknik  ini  adalah  salah  satu  bentuk  seni  kuno  yang berguna  untuk  mencegah  pewarnaan  sebagian  dari  kain.  Dalam  literature Internasional,  teknik  ini  dikenal  sebagai  wax-resist  dyeing.  Pengertian  kedua adalah   kain   atau   busana   yang   dibuat   dengan   teknik   tersebut,   termasuk penggunaan  motif-motif  tertentu  yang  memiliki  kekhasan.  Batik  Indonesia sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta  pengembangan motif dan budaya yang terkait.

Batik  juga  termasuk  jenis   kerajinan  yang  memiliki  nilai  seni  tinggi  dan  telah menjadi   bagian   dari budaya   Indonesia    (khususnya   Jawa)   sejak   lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam  membatik  sebagai  mata  pencaharian,  sehingga  di  masa  lalu  pekerjaan membatik   adalah   pekerjaan   eksklusif   bagi   kaum   perempuan.   Semenjak industrialisasi dan globalisasi,  yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis   baru   muncul,   dikenal   sebagai   “Batik   Cap   dan   Batik   Cetak”,   yang memungkinkan  masuknya  laki-laki  ke  dalam  bidang  ini.  Pengecualian  bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat   pada   corak   “Mega   Mendung”,   dimana   di   beberapa   daerah   pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan  menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Tradisi   membatik   pada   mulanya   merupakan   tradisi   yang   turun   temurun, sehingga  kadang  kala  suatu  motif  dapat  dikenal  berasal  dari  batik  keluarga tertentu.  Beberapa  motif  batik  dapat  menunjukkan  status  seseorang.  Bahkan sampai  saat  ini,  beberapa  motif  batik  tradisonal  hanya  dipakai  oleh  keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Sejarah  batik  yang  tepat  tidak  dapat  dipastikan  tetapi  artifak  batik  berusia lebih  2000  tahun  pernah  ditemui.  Dari  manapun  asalnya,  hasil  seni  ini  telah menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing   daerah   yang   amat   beragam.   Khas   budaya   Bangsa   Indonesia   yang demikian   kaya   telah   mendorong   lahirnya   berbagai   corak   dan   jenis   batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri. Pemakaian   batik   dalam   busana   tradisi   mempunyai   sejarah   yang   lama berlangsung  dari  zaman  awal  tamadun  Melayu.  Dipakai  oleh  semua  golongan, dari raja ke bangsawan sampai rakyat jelata, batik menzahirkan dirinya sebagai seni  asli  yang  praktikal  dan  popular.  Dalam  tradisi  penulisan  kain  cindai misalnya  disebut  dalam  banyak  hikayat-hikayat  silam.  Batik  menjadi  hadiah perpisahan dan perlambangan cinta dalam hikayat Malim Demam dan dijadikan tanda penganugerahan derajat dalam Hikayat Hang Tua.

Sejarah  pembatikan  di  Indonesia  berkaitan  dengan  perkembangan  kerajaan majapahit dan kerajaan  sesudahnya. Dalam  beberapa catatan, pengembangan batik  banyak  dilakukan  pada  masa-masa  kerajaan  Mataram,  kemudian  pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian  batik  merupakan  kesenian  gambar  di  atas  kain  untuk  pakaian  yang menjadi  salah  satu  kebudayaan  keluarga  raja-raja  Indonesia  zaman  dahulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian  raja  dan  keluarga  serta  para  pengikutnya.  Oleh  karena  banyak  dari pengikut raja yang tinggal di luar kraton, maka kesenian batik ini dibawah oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Dalam  perkembangannya  lambat  laun  kesenian  batik  ini  ditiru  oleh  rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya  untuk  mengisi  waktu  senggang.  Selanjutnya,  batik  yang  tadinya hanya   pakaian   keluarga   istana,   kemudian   menjadi   pakaian   rakyat   yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri  dari  tumbu-tumbuhan  asli  Indonesia  yang  dibuat  sendiri  antara  lain  : pohon  mengkudu,  soga,  nila,  dan  bahan  sodanya  dibuat  dari  soda  abu,  serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Jadi kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan  terus  berkembang  hingga  kerajaan  berikutnya.  Adapun  mulai  meluasnya kesenian  batik  ini  menjadi  milik  rakyat  Indonesia  dan  khususnya  suku  Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah  usai  perang  dunia  kesatu  atau  sekitar  tahun  1920.  Kini  batik  sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Ragam  corak  dan  warna  Batik  dipengaruhi  oleh  berbagai  pengaruh  asing. Awalnya, batik memiliki ragam  corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak  hanya  boleh  di  pakai  oleh  kalangan  tertentu.Seperti halnya batik  pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan  juga para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga  mempopulerkan  corak  phoenix. Ada pula  motif  yang  paling  terkenal  dari  daerah  Cirebon  adalah  batik  Mega Mendung  atau  Awan-awanan.   Motif  ini  didominasi dengan   warna   biru,   mulai   biru   muda   hingga   biru   tua. Ada satu lagi motif batik yang terkenal ,yaitu batik Jlamprang yang merupakan  pengembangan  dari  motif  kain  Potola  dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat.

TOKOH BATIK: IWAN TIRTA

Perkembangan batik di Indonesia hingga menjadi sangat popular saat ini tentu tidak lepas dari peran orang-orang yang peduli dan cinta terhadap warisan budaya dari nenek moyang kita ini. Hal tersebut terbukti dari dedikasi beberapa tokoh ini,seperti mendiang Iwan Tirta yang mempunyai nama asli Nusjirwan Tirtaamidjaja, pria kelahiran Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935 – meninggal di Jakarta, 31 Juli 2010 pada umur 75 tahun adalah seorang perancang busana asal Indonesia yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan busanannya yang menggunakan unsur-unsur batik. Dalam hal pelestarian budaya tradisional Indonesia, namanya tidak diragukan lagi. Dia berhasil ‘menjual’ batik khas Indonesia hingga ke mancanegara. Meskipun pendidikan formalnya adalah School of Oriental and African Studies di London University dan Master of laws dari Yale University, Amerika Serikat, ia justru menemukan dunianya sebagai desainer yang cinta batik.

Iwan Tirta mulai bersentuhan dengan batik pada tahun 1960-an. Saat itu Dia sedang bersekolah di USA. Selama di sana, dia sering mendapat pertanyaan tentang bagaimana budaya Indonesia. Hal itu membuat dirinya ingin mengenal lebih jauh budaya negerinya sendiri. Belajar pun dilakoninya dengan serius, membedah sekaligus mendalami budaya tanah air.Hasil penelitiannya ia simpulkan dalam bukunya yang pertama, Batik, Patterns and Motifs pada tahun 1966.Iwan terus mendokumentasikamotif batik tua, termasuk milik Puri Mangkunegaran, Solo, ke dalam data digital dan ke atas kertas. Data tersebut menjadi pegangannya dalam mengembangkan motif baru yang terus di kembangkan sesuai selera zaman dengan tetap mempertahankan ciri khasnya, yaitu warna cerah dan motif berukuran besar.

Selain satu tokoh tersebut, ada satu lagi tokoh yang memilih mendedikasikan hidupnya pada batik melalui tindakannya adalah Hartono Sumarsono salah satu kolektor kain batik langka. Persinggungan yang intens dengan kain batik membuahkan kecintaan yang mendalam. Terlebih ketika melihat kain-kain langka Indonesia ”terbang” ke tangan kolektor asing. Bagi Hartono Sumarsono pengetahuannya tentang batik mengantarnya pada ”komunitas kolektor ataupun broker batik antik. Hartono kini memiliki ratusan batik kuno yang langka. Sebut saja batik dengan ragam hias Von Franquemont, batik dongeng dari Metzelaar, Van Zuylen, Padmo Soediro (bangsawan Jawa yang menjadi kepala urusan rumah tangga Lies van Zuylen), dan lainnya.Rasa senang dan cinta terhadap kain batik kian hari kian dalam. Ia pun sering memamerkan koleksinya di event-event budaya agar lebih dikenal oleh generasi muda.

PENUTUP

Batik  telah mempunyai konsistensi yang tinggi di Indonesia. Hal ini terbukti dari makin banyaknya peminat dari kain warisan budaya ini, meskipun sempat terjadi perebutan hak cipta dengan negara tetangga beberapa waktu silam. Populernya batik hingga saat ini tentunya tidak lepas dari banyak peran serta pemerintah,masyarakat dan para tokoh yang mendedikasikan hidupnya untuk mengenalkan batik Indonesia di mata dunia.

Berdasarkan beberapa hal yang diungkapkan oleh para ahli tersebut, membuktikan bahwa perkembangan batik hingga menjadi sepopuler saat ini sungguh panjang dan mengalami banyak hal dari masa ke masa. Batik Indonesia juga merupakan warisan bangsa Indonesia yang patut untuk dijaga dan dilestarikan, karena jika bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan budaya kita ini guna anak cucu kita kelak nanti. Tentunya hal tersebut tidak akan terwujud tanpa kesadaran dari diri kita masing masing.

DAFTAR RUJUKAN

https://simaksejenak.wordpress.com/2013/01/07/memahami-batik/
http://nasional.tempo.co/read/news/2009/09/15/063198190/Perang-Batik-Skor-1-0-untuk-Indonesia
http://www.greatnesia.com/tokoh-batik-nasional/
http://www.jogjadashop.com/blog/batik/pengertian-kata-batik-menurut-para-ahli
Mulyana D, Jalaluddin R. 2006. Komunikasi Antarbudaya:Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wilson, Edward O. 1998. Consilience: The Unity of Knowledge. Vintage: New York.
http://littlecultures.blogspot.com/2013/02/perkembangan-budaya-batik-di-indonesia.html

Festival Wayang Banyuwangi

Festival Wayang Banyuwangi

Kiriman : 

Tri Haryanto, S.Kar., M.Si dan Galih Febri Hastiyanto

Abstrak

Festival wayang, merupakan acara rutin yang diadakan setiap tahun oleh Bupati Banyuwangi, sebagai wujud kepeduliannya dalam melestarikan seni, khususnya seni pedalangan. Pada tahun 2015, festival wayang diramaikan juga dengan pergelaran lainnya, seperti lagu khas Banyuwangian, sendratari, dan tari lepas Banyuwangi. Pada pelaksanaan festival wayang, puncaknya diadakan pergelaran wayang kulit semalam suntuk, dengan mengundang dalang dari dosen pedalangan ISI Surakarta, yaitu Ki Purba Asmara. Lakon yang dibawakan adalah Astina Binangun. Isi ceritera mengenai akhir dari perang baratayuda antara para pandawa dan korawa dengan kemenangan para pandawa, dari kerusakan yang diakibatkan perang, maka para pandawa membangun lagi Negara Astina agar menjadi Negara yang adil, makmur, dan berwibawa.

Kata kunci: festival, wayang kulit, pementasan wayang.

Pendahuluan

Suatu komitmen yang perlu ditauladani dari para bupati yang ada di nusantara ini, Bupati Banyuwangi memberikan contoh dalam mencintai budaya dan seni yang ada di Banyuwangi, meskipun secara wilayah budaya, Banyuwangi tidak memiliki seni pedalangan asli Banyuwangi namun masyarakat memiliki warisan budaya dan seni pedalangan yang dibawa oleh kaum pendatang dari wilayah Jawa Timur bagian barat dan Jawa Tengah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Oleh masyarakat setempat, para pendatang yang mayoritas mendiami Banyuwangi bagian setalan ini disebutnya sebagai pendatang yang berasal dari mataram atau disebut (wong mentaram). Wong mentaram adalah orang yang berasal dari wilayah budaya mataraman dengan budaya dan seni yang dibawanya dan dilestarikannya, termasuk seni pewayangan atau pedalangan.

Adanya seni pedalangan yang berkembang di Banyuwangi, dan antusiasme masyarakat yang sangat banyak, bahkan bisa disebut mayoritas dari mataraman, maka tidak mustahil bahwa seni dari daerahnya cukup berkembang, bukan saja seni pedalangan, namun seni lainnya dari daerahnya juga ikut serta dikembangkan oleh pendukungnya. Dari sekian banyak jenis seni, salah satu yang menjadi perhatian Bupati adalah seni pedalangan. Dengan demikian, Bupati merasa berkepentingan bukan saja karena peta politik, namun karena jenis seni yang ikut berkembang di Banyuwangi juga merupakan tanggungjawab seorang Bupati, maka perlu perhatian yang khusus terhadapnya. Secara konsisten, Bupati Anas telah menyelenggarakan festival wayang dari semenjak Bupati Anas memegang cambuk pimpinan di Banyuwangi, dari tahun 2010 hingga kini (2015). Dalam sambutannya, yang sedikit bernuansa politis, beliau akan selalu memberikan perhatian secara khusus terhadap seni budaya yang ada di Banyuwangi, apapun bentuknya, dan dari mana saja asal seni itu berasal, yang jelas hidup dan berkembang di Bnayuwangi adalah menjadi tanggungjawab pimpinan untuk turut mengembanglestarikan seni dan budayanya.

Sebelum pementasan wayang dimulai, didahului dengan sajian-sajian tari-tarian Banyuwangi, lagu-lagu daerah Banyuwangi, dan sendratari dengan judul “Legenda Tumpang Pitu”. Setelah pementasan sendratari, dilanjutkan beberapa sambutan, yaitu dari dinas Pariwisata dan Bupati Anas. Setelah sambutan Bupati secara simbolis memberikan “Kayon” kepada dalang sebagai pertanda pergelaran wayang dimulai.

Penonton terdiri dari sema tokoh agama se Kabupaten Banyuwangi yang khusus diundang oleh Bupati Anas, pegawai dinas Kabupaten, Camat se Kabupaten, para seniman dan budayawan, para dalang se Banyuwangi, dan masyarakat. Bahkan dalang-dalang dari Jember pun juga banyak yang hadir ikut menyaksikan pementasan wayang dalam Festival Wayang Kabupaten Banyuwangi.

3Pagelaran Wayang Kulit yang diadakan di lapangan Sumber Mulyo, Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi Selatan pada tanggal 25 April 2015 dengan dalang Ki Purba Asmara, S.Kar., dari Surakarta merupakan acara festival Wayang yang diprakarsai oleh Bupati Banyuwangi Bapak Anas. Dalam sambutannya, Bupati mengikuti beberapa permintaan dan saran dari warga Banyuwangi tentang pelaksanaan dan tempat pelaksanaannya. Dipilihnya lapangan Sumber Mulyo Kecamatan Pesanggaran sebagai tempat pelaksanaan menurut beliau, komunitas di Kecamatan Pesanggaran merupakan basis migran dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Tomur bagian barat. Oleh masyarakat setempat disebutnya masyarakat dari mataram (mataraman) yang dimaksud masyarakat yang manyoritas berasal dari Jawa Tengah. Hal ini yang menjadi alasan pelaksanaan diadakan di Kecamatan Pesanggaran, namun menurut beliau, juga merupakan pemerataan kesempatan, karena setiap tahun akan diadakan festival wayang semacam ini secara berkelanjutan. Kesempatan ini merupakan kesempatan yang ke empat kalinya. Pertama diadakan pada tahun 2011 dengan mendatangkan dalang Ki Anom Surata, kedua tahun 2013 dengan mendatangkan dalang Ki Slank (adik kandung Ki Anom Surata), ketiga tahun 2014 dengan mendatangkan dalang Ki Entus Susmana, dan tahun sekarang 2015 mendatangkan dalang Ki Purba Asmara. Rencana Bupati Banyuwangi akan terus diadakan setiap tahunnya dengan mendatangkan dalang yang sesuai dengan permintaan masyarakat Banyuwangi.

Sebelum pementasan wayang dimulai, didahului dengan sajian-sajian tari-tarian Banyuwangi, lagu-lagu daerah Banyuwangi, dan sendratari dengan judul “Legenda Tumpang Pitu”. Setelah pementasan sendratari, dilanjutkan beberapa sambutan, yaitu dari dinas Pariwisata dan Bupati Anas. Setelah sambutan Bupati secara simbolis memberikan “Kayon” kepada dalang sebagai pertanda pergelaran wayang dimulai.3

Penonton terdiri dari sema tokoh agama se Kabupaten Banyuwangi yang khusus diundang oleh Bupati Anas, pegawai dinas Kabupaten, Camat se Kabupaten, para seniman dan budayawan, para dalang se Banyuwangi, dan masyarakat. Bahkan dalang-dalang dari Jember pun juga banyak yang hadir ikut menyaksikan pementasan wayang dalam Festival Wayang Kabupaten Banyuwangi.

Ceritera yang disajikan adalah “Mbangun Astina”, dengan rincian adegan secara global sebagai berikut:

  • adegan pertama adalah Prabu Destarastra bersama istrinya Gandari, dengan isi adegan Destrarastra menyesali terjadinya perang besar Barata Yuda, dengan kabar yang diterimanya anak yang sejumlah seratus itu, tinggal dua orang, yaitu Duryudana dan Kartamarma (yang tidak diketahui dimana rimbanya). Dengan percakapan singkatnya Destrarastra merasa tidak berhasil mendidik anak-anaknya.
  • Adegan kedua Duryudana dengan patih Sangkuni, dalam adegan tersebut diributkan masalah kegagalan para panglima perang yang selalu gugur dalam peperangan. Oleh Sangkuni, Duryudana dihasut bahwa kekalahan itu adalah ulah dari istri tercintanya Banuwati, sehingga Duryudana dengan marahnya mencari istrinya. Disaat Duryudana sudah pergi, datanglah Destrarastra dan Gandari digadapan Sangkuni dengan sedikit perbincangan, Destrarastra marah besar dengan adik iparnya dan mengumpat-umpat mengapa mereka masih hidup tidak mati dalam medan laga. Sangkuni merasa malu dan pergi meninggalkan kakaknya.
  • Adegan Ketiga, Kresna dan Bima berbincang mengenai pembangunan Negara Astina, dan saat itu para punakawan (Gareng, Petruk, dan Bagong) ikut nimbrung dalam percakapan yang diselingi gurauannya. Juga diselingi dengan tembang-tembang khas Banyuwangi, dengan akhir pembicaraan Kresna mengatakan belum saatnya Astina dibangun, karena dari pihak Korawa belum habis.
  • Adegan ke empat di istana keputrian (dayang-dayang) yang sering disebutnya Limbuk dan Cangik bercengkrama dengan menyajikan beberapa lagu baik lagu atau gending Jawa Tengahan maupun lagu khas Banyuwangi sebagai hiburan. Setelah selesai mereka menghadap Banowati, dengan berbincang sejenak datanglah Duryudana yang marah dan mengumpat istrinya dengan kata-kata yang agak kasar dan menyakitkan telinga Banuwati sehingga terjadi pertengkaran. Dalam pertengkaran mulut, Banuwati menyampaikan kesetiaanya tetap kepada Duryudana, bahkan dengan sangat marahnya sambil pergi dari hadapan Duryudana mengatakan bahwa ingin membunuh para Pandawa. Duryudana sedikit kecewa dengan perkataannya yang menyinggung hati istrinya, dikejarnya Banuwati untuk tidak melanjutkan niatnya itu.
  • Peperangan terjadi antara Sangkuni yang didukung adik-adiknya melawan Bima, adik-adiknya tewas dimedan laga, Sangkuni perang melawan Bima dengan berbagai cara Bima tidak bisa mengalahkan Sangkuni. Ditengah pertempuran dipihak lain ada Aswatama yang sudah berubah penampilan mengumpat Banuwati yang menyebabkan dia diusir oleh Duryudana, dengan dendamnya mereka mencari Banuwati untuk dibunuhnya. Begitu ketemu Banuwati, Aswatama mengumpat dan ingin memperkosa Banuwati untuk melampiaskan semua dendam yang ada dalam benaknya dan terjadi kejar mengejar. Banuwati masuk hutan, Aswatama bertemu dengan Kartamarma dan dan Bagawan Kerpa dengan saling mengingatkan Aswatama untuk tidak berbuat semaunya. Namun Aswatama kukuh dengan pendirian untuk melampiaskan dendamnya kepada Banuwati.
  • Adegan Gara-gara, yang diisi dengan sajian kelucuan dan sajian beberapa lagu khas Banyuwangi dengan sinden yang ada, yaitu terdiri dari lima sinden dua diantaranya di ajak dari Surakarta dan tiga sinden dari Banyuwangi.
  • Melanjutkan peperangan antara Bima dengan Sangkuni, dengan putus asa Bima hampir menyerah, namun oleh Petruk diingatkan bahwa Sangkuni memiliki kelemahan disaat minyak kesaktian yang tumpah saat para pandawa diberi minyak oleh kakeknya Abiyasa dan Sangkuni telanjang bergumul di tumpahan minyak tersebut, hanya bagian kecil yang tidak terkena lumuran minyak, yaitu pada bagian duburnya. Mengetahui kelemahan Sangkuni, Bima kembali ke peperangan dan mengalahkan Sangkuni dengan merobek dari bagian duburnya.
  • Adegan berikutnya adalah pertemuan Baladewa dengan Duryudana, dengan kembalinya Baladewa dari pertapaan merasa dikibuli oleh Kresna, meraka berdua berniat untuk menuntut keadilan kepada Kresna. Pertemuan Kresna dan Bima dengan Baladewa dan Duryudana terjadi pertengkaran mulut dan perdebatan yang sengit. Dengan jalan tengah yang ditawarkan oleh Kresna, Baladewa setuju untuk tidak memihak kepada siapapun dan terjadi pertarungan antara Duryudana dengan Bima yang dimenangkan oleh Bima, namun Duryudana tidak mau mati karena menunggu seseorang yang membatnya menderta, yaitu Sangkuni, dengan itu Bima mencari Sangkuni yang sudah sekarat di berikan kepada Duryudana untuk mati bersama-sama.
  • Adegan selanjutnya di tenda para pandawa, yang sedang bersenang dengan kehadiran bayi putra Abimanyu, yaitu Parikesit. Dalam kelengahannya Aswatama mampu masuk dan menyusup kedalam tenda para Pandawa, ternyata Banuwati juga ada disitu maka dengan melampiaskan amarah yang terpendam, Aswatama memerkosa Banuwati dan akhirnya dibunuhnya. Selain membunuh Banuwati, Aswatama juga membunuh beberapa parajurit dan anak-anak pandawa yang masih hidup. Terakhir Aswatama bertemu seorang bayi dan berniat membunuh sekaliyan bayi tersebut, namun disebelah bayi telah tersedia keris Pulanggeni, dengan kegembiraan Bayi merasa disapa oleh seseorang dan tanpa disengaja kaki bayi menjejak keris Pulanggeni dan melesat mengenai dada Aswatama dan gugur. Mengetahui ada huru-hara dalam tenda, Bima mengamuk mencari ke seluruh penjuru dan menemukan Kartamarma langsung dibunuh, dengan terbunuhnya Kartamarma Resi Kerpa menyerahkan diri dan minta maaf kepada Kresna karena tidak berhasil mendidik Kartamarma dan Aswatama kembali pada jalan yang benar.
  • Adegan berikut adalah adegan Destrarastra dengan istrinya Dewi Gandari, yang merasa malu dan dendam, harus bagaimana mereka di kerajaan Astina, namun dalam pembicaraannya, Gandari mengingatkan bahwa Destrarastra memiliki kesaktian yang sangat luar biasa yang terletak pada telapak tangannya, yaitu ajian “lebur saketi” , teringat hal tersebut Destrarastra punya niat untuk membalas dendam akan membunuh Bima yang menyebabkan anak-anaknya mati semua termasuk adik iparnya.
  • Adegan terakhir, terkumpulnya para pandawa dengan Baladewa dan Kresna, kedatangan Destrarastra dan Istrinya Gandari dengan maksud mengucapkan selamat atas kemenangan para pandawa dalam peperangan Barata Yuda, satu persatu dipeluk olehnya sampai saat pada Bima Destrarastra mempersiapkan ajiannya, namun Bima sudah diingatkan oleh Kresna untuk selalu membawa Gadanya, dan saat dipeluk oleh Destrarastra, Bima hanya menyodorkan Gada kehadapannya, ternyata gada yang dipeluk Destrarastra lebur menjadi debu. Tertawa terbahak-bahak karena merasa telah bisa menghabisi Bima, namun setelah mengetahui Bima tidak mati dan hanya gada yang hancur, maka Destrarastra dan istrinya pergi meninggalkan kerajaan dan menuju hutan untuk menghabiskan sisa hidupnya. Dengan akhir peristiwa itu, Kresna mempersilahkan kepada Darmawangsa dan adik-adiknya untuk mulai membangun Astina Pura dan sudah saatnya Astina Pura menjadi damai, tentram, dan bahagia semua rakyatnya.2

Pesan-pesan yang disampaikan 1) perang tidak ada yang diuntungkan. 2) pembangunan lebih berat dan penuh pengorbanan. 3) dendam memakan korban pada dirinya. 4) keadilan di dunia tidak akan adil bagi siapapun, karena keadilan hanya milik sang pencipta yang akan diberikan pada saat hari pembalasan di alam baka. 5) kedamaian lebih berharga, membuat orang akan hidup tentram. 6) tebarkan kebaikan dan kebajikan.

Loading...