
Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) menghadirkan tiga karya tari dan tabuh monumental sebagai pembuka perhelatan internasional CHANDI 2025, Rabu (3/9) di Bali Beach Convention by The Meru Sanur.
Ketiga karya tersebut yakni Tari Kakuwung Ranu, Tabuh Maha Mredangga, dan Tari Cancala Bhuwana Candika. Tiga karya ini dipentaskan melalui kolaborasi ISI BALI dan Sanggar Karawitan Bungan Dedari dengan didukung oleh 121 tim produksi.
Karya pertama, Tari Cancala Bhuwana Candika, merupakan mahacipta koreografi ISI Bali yang mengangkat susastra suci dan kawi-wiku sejati, meneguhkan peradaban Nuswantara melalui gending dan tari. Karya ini menjadi representasi adikawya peradaban, sebuah persembahan seni yang menegaskan peran seni sebagai inti dari kebudayaan bangsa.
Sementara itu, Tabuh Maha Mredangga menampilkan harmoni genderang Nuswantara dengan meramu nada kosmik dari berbagai instrumen tradisional. Komposisi ini menjadi simbol kemuliaan harmoni yang lahir dari keragaman budaya Indonesia.
Adapun Tari Kakuwung Ranu dipersembahkan sebagai jalan penghormatan dan pengharapan. Karya ini merefleksikan kejernihan air danau yang diharapkan terus menerangi kehidupan, sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian alam Bali bagi generasi mendatang.
Koreografi karya-karya tersebut digarap oleh Tjokorda Istri Putra Padmini, M.Sn., Dr. I Ketut Suteja, Ni Komang Sri Wahyuni, M.Sn., dan Diah Pramanasari, M.Sn.. Sementara itu, komposisi gamelan ditata oleh Dr. I Ketut Garwa, Dr. Nyoman Kariasa, Dwi Andika, M.Sn., Tiodore Adibawa, M.Sn., dan Saptono, M.Sn. (ISIBALI/Humas)
