M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Pemujaan Siva-Buddha Dalam Masyarakat Hindu Di Bali

Jan 21, 2010 | Artikel

Oleh I Ketut Widnya (Dosen Fakultas Brahma Widya, Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar)

Sinkretisme Siva-Buddha  di Indonesia adalah suatu gejala keagamaan yang sangat komplek. Istilah-istilah: siva-buddha tunggal dan bhinneka tunggal ika, secara khusus, memang bisa memberi indikasi yang kuat tentang sinkretisme antara Sivaisme dan Buddhisme di Indonesia. Tetapi dalam arti yang lebih luas sumber-sumber sastra Jawa Kuna yang memuat istilah-istilah tersebut secara keseluruhan tidak berbicara tentang kemanunggalan di antara kedua sistem keagamaan tersebut. Para sarjana, peneliti dan pemerhati, telah mengkaji masalah ini dari berbagai sudut pandang. Tetapi masalah Siva-Buddha  tidak sesederhana seperti yang diperkirakan sebelumnya. Kebanyakan para sarjana menganggap bahwa masalah Siva-Buddha  sudah selesai dengan mengutip sumber-sumber yang terbatas dalam kesusastraan Jawa Kuna. Masalah Siva-Buddha  bukan terjadi karena diambil begitu saja melalui sumber-sumber arkeologi maupun sumber-sumber sastra. Keberadaannya dalam panggung sejarah karena kontribusi yang diberikan oleh para sarjana, baik para orientalis barat, sarjana India maupun sarjana Indonesia. Itulah sebabnya masalah Siva-Buddha ini menjadi semakin komplek karena diwarnai oleh silang pendapat para sarjana.

Kompleksitas permasalahan tersebut sudah tampak sejak di India, yaitu dengan adanya kenyataan “saling menukar” dewa-dewa di antara agama Hindu, Buddha dan Jaina. Dewa-dewa Hindu seperti Parvati dan Indra ditemukan di antara dewa-dewa Jaina, demikian juga dewa Ga<apati, Saraswati, Mahakala, Nilakantha, dan sebagainya, terkenal di antara dewa-dewa Buddha. Sementara Hindu meminjam dewa-dewa Buddha seperti Mahacina Tara, Janguli dan Vajrayogini di bawah nama Tara, Manasa dan Chinna-masta. Kenyataan ini menyulitkan para peneliti untuk memberi batasan yang tegas mengenai sinkretisme antara Sivaisme dan Buddhisme. Di Indonesia, kesusastraan Jawa Kuno, tidak hanya berbicara tentang penyamaan-penyamaan yang terbatas antara Siva dan Buddha, melainkan juga diantara kelompok-kelompok dewa dalam agama Hindu dan Buddha, di samping penyamaan dewa-dewa dalam intern agama Hindu dan intern agama Buddha secara terpisah. Buddha kadang-kadang disamakan dengan Visnu. Di tempat lain Buddha disamakan dengan Brahma, atau Visnu disejajarkan kedudukannya dengan Siva (Harihara).

Tulisan-tulisan tentang Siva-Buddha, baik berupa artikel maupun hasil-hasil penelitian, sudah cukup banyak dipublikasikan. Namun, suatu gejala yang aneh bahwa di Bali sendiri, umat Hindu yang memuja tuhan “Siva-Buddha” sebagai Sanghyang Tunggal, kebanyakan belum memahami realitas ini. Padahal teks-teks yang menguraikan tentang sinkretisme Siva-Buddha  di Bali terus bermunculan sampai pada zaman modern ini. Lebih dari itu, hasil penelitian menunjukkan, gejala sinkretisme Siva-Buddha  di Bali merupakan yang terbesar dibanding masa-masa sebelumnya, baik di Jawa Timur (pada zaman Majapahit), maupun di India (pada Dinasti Pala). Kenyataan ini menuntut adanya penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai eksistensi Siva-Buddha  dalam realitas kehidupan umat Hindu di Bali. Penelitian ini akan memfokuskan kajian pada dinamika atau evolusi Siva-Buddha  dalam ajaran Tantra yang menjadi medium penyatuan Siva-Buddha di Bali. Dengan fokus kajian tersebut, diharapkan mampu memberi gambaran tentang eksistensi Siva-Buddha  dalam realitas masyarakat umat Hindu di Bali.

Pemujaan Siva-Buddha Dalam Masyarakat Hindu Di Bali, selengkapnya

Categories

Loading...